Suzuki Ertiga Hybrid telah meluncur di Indonesia sejak Juni 2022. Mobil yang dibekali teknologi Suzuki Smart Hybrid itu mengandalkan dua komponen utama sebagai pendamping mesin pembakaran internal, yaitu ISG (Integrated Starter Generator) dan baterai Lithium-Ion.
Terkait baterai Lithium-Ion Ertiga Hybrid yang sudah tidak gunakan, lalu bagaimana penanganannya?
“Kami bekerjasama dengan pihak ketiga yang sudah tersertifikasi oleh pemerintah. Mereka bisa membawa, mengolah, dan memanfaatkan baterai bekas,” terang Adhi Prasojo, Section Head of 4W Technical Service PT SIS di GIIAS 2022, Kamis (18/8/2022).
Menurutnya, langkah ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 terkait Penyelenggaraan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi DAur Ulang Baterai Lithium.
Dirinya menerangkan, dealer Suzuki akan mengirim baterai Lithium-Ion bekas ke PT SIS melalui pihak ketiga (badan usaha yang sudah berizin resmi penanganan limbah B3). “Dari PT SIS, limbah diangkut ke lokasi penampungan, peleburan, dan pemanfaatan limbah oleh pihak ketiga,” ujar Adhi.
Disebutkan, baterai Lithium-Ion yang digunakan Ertiga Hybrid memiliki usia pakai cukup lama. Untuk memberikan rasa nyaman ke konsumen, Suzuki tetap memberikan garansi kepada baterainya tersebut.
“Life time baterai lithium kami antara 5-10 tahun dan itu sangat kecil sekali mengalami kerusakan. Kami juga memberikan garansi lima (5) tahun ataupun 100 ribu kilometer,” beber Adhi.
Bicara soal perawatan baterai, dirinya menyarankan agar konsumen selalu melakukan perawatan di bengkel resmi. Hal ini untuk memastikan jika kondisi baterai selalu terpantau. Ia juga memberikan sedikit tips agar baterai Ertiga Hybrid dapat lebih awet.
“Ertiga Hybrid sendiri kami siapkan fasilitas free service dari 1.000-50.000 kilometer. Itu bisa sebagai trigger awal pengecekan baterai berfungsi atau tidak,” ujar Adhi.
“Maka dari itu, bawa kendaraan maintenance ke bengkel resmi karena semua baterai akan diperiksa, kemudian lakukan perawatan berkala sesuai dengan buku manual, lalu gunakan lah kendaraan sesering mungkin,” sambungnya.
Harga dan Pilihan Warna Suzuki Ertiga Hybrid
Ia juga menegaskan, pihak bengkel resmi lah yang bisa menentukan kondisi baterai milik konsumen. Kalaupun mesti dilakukan penggantian, untuk pembongkarannya tidak sampai 15 menit.
“Di dealer, teknisi kami sudah dilatih, diberi materi cukup maksimal bagaimana menjustifikasi atau menilai bahwa baterai ini bermasalah. Jadi penentuan baterai rusak atau tidak bukan dari pihak ketiga, melainkan dari dealer,” kata pria berkaca mata itu.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, baterai Lithium-Ion yang mengalami kerusakan tidak memberikan efek signifikan pada performa Ertiga Hybrid. Pasalnya baterai tersebut hanyalah komponen tambahan.
“(Jika baterai bermasalah) ini tidak akan mempengaruhi sistem combustion chamber si mobil karena ISG maupun baterainya sendiri merupakan alat tambahan,” katanya.
“Selama masih ada bensinnya, masih bisa distarter mobil masih bisa digunakan. Ibaratnya tanpa baterai mobil ini ibaratnya kembali menjadi all new Ertiga sebelumnya,” tambah Adhi.
Sekadar informasi, Suzuki Ertiga Hybrid hadir dalam dua varian dan empat tipe, yaitu GX-MT dengan banderol mulai Rp 270,3 juta, GX-AT Rp 281,3 juta, SS-MT Rp 281,3 juta, dan SS-AT sebagai tipe tertinggi dipatok Rp 292,3 juta.
Untuk pilihan warnanya, all new Ertiga Hybrid SS terdiri dari pearl snow white, prime cool black, metallic magma gray. Sedangkan all new Ertiga Hybrid GX, meliputi pearl snow white, prime cool black, metallic magma gray, new mellow deep red, metallic silky silver, pearl brave khaki, pearl burgundy red.
Sumber : liputan6.com